Lagi, Petinggi Ikwanul Muslimin Kritik Pedas Syaikh Al-Azhar

Written By Unknown on Selasa, 02 Juli 2013 | Selasa, Juli 02, 2013

By Admin 3 - Tue Jul 02, 3:33 pm

20105020135397

Mosleminfo, Kairo – Setelah memprotes keras fatwa Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. DR. Ahmad Thayyib tentang syariat memperbolehkan rakyat Mesir turun ke bundaran Tahrir sebagai sikap protes terhadap pemerintah dengan cara damai dan tanpa anarkisme, Jumat (28/6) Shafwat Hijazi kembali mengkritik pedas Grand Syaikh Al-Azhar dan ia menyatakan akan terus mengkritik Grand Syaikh Al-Azhar.

Pada orasinya di bundaran Rabiah Al-Adawiyah di depan para simpatisan Presiden Morsi dan Ikhwanul Muslimin, ia mengatakan bahwa, "Prof. DR. Ahmad Thayyib adalah musuh pemerintah dan harta masyarakat Mesir yang selalu menjadi korban jarahan sebagian preman Partai Demokrat Nasional (Al-Wathan) dengan alasan sebagai gerakan protes dan revolusi."

"Prof. DR. Ahmad Thayyib menolak mengundurkan diri dari Dewan Kebijakan Partai Demokrat Nasional kecuali setelah mendapatkan izin dari mantan Presiden Hosni Mobarak yang saat itu Partai Demokrat Nasional dibubarkan setelah ia dijadikan anggota Dewan Kebijakan Partai." tambahnya.

Merespon sikap protes Hijazi terhadap Fatwa Syaikh Thayyib, Kantor Grand Syaikh Al-Azhar (Masyikhah) telah mengeluarkan pernyataan resmi sebagai bantahan terhadap Hijazi, sebagaimana dikutip oleh harian Ahram.

Di dalam pernyataan resmi tersebut ditegaskan, bahwa Grand Shaikh Al-Azhar sama sekali tidak memihak kepada pihak tertentu dan tidak pula mengesampingkan pihak lain. Semua keputusannya hanya untuk kemaslahatan agama. Grand Shaikh Al-Azhar melarang para pemuda turun berdemonstrasi pada 25 Januari 2011 lalu, karena takut terjadi pertumpahan darah. Sebab sudah jamak diketahui bagaimana tabiat Rezim saat itu. Dan semua juga tahu bahwa Al-Azhar merupakan instansi pertama yang memberikan gelar "Syahid" kepada mereka yang gugur saat revolusi 25 Januari. Adapun keterangan yang mengatakan bahwa Al-Azhar tidak menganggap korban revolusi 25 Januari sebagai Syuhada, hanyalah omong-kosong dan kebohongan belaka.

Untuk kritik pedas Hijazi yang kedua ini, Institusi Al-Azhar enggan menangapinya. Al-Azhar menegaskan bahwa, "Kedudukan Grand Syaikh Al-Azhar jauh lebih tinggi dibanding Hijazi. Dan menanggapi pernyataan mereka yang menyerang Al-Azhar, justru akan menambah popularitas mereka." Seperti yang dilansir Youm7 online.

"Grand Syaikh Al-Azhar tidak menyeru dan menganjur rakyat untuk keluar memprotes Presiden yang telah terpilih secara sah. Namun beliau hanya memperbolehkan sikap protes rakyat terhadap pemimpinannya dengan cara damai tanpa membawa segala macam senjata. Dulu saat zaman Khulafa Rasyidin, ada sebagian kelompok yang telah dikuasai kebodohan dan hawa nafsu memprotes Khulafa Rasyidin, namun para ahli fikih kala itu sepakat untuk tidak mengkafirkan mereka yang memprotes." sambungnya.

"Adapun sikap protes terhadap pemerintah yang dilakukan dengan damai, tak ada perbedaan pendapat di kalangan Muslimin. Melihat sikap protes dengan damai juga termasuk dalam undang-undang demokrasi. Lantas apa yang kau inginkan dari Syaikh Al-Azhar? Apakah beliau harus mengganti syariat? Pemahaman yang salah dan akal yang tak jernih akan mengatakan bahwa fatwa Syaikh Al-Azhar adalah ajakan memprotes pemerintah." pungkas institusi yang telah menjadi rujukan Islam se-dunia selama lebih sepuluh abad ini.

Redaktur: Achmad Anwar

  • Loading ... Loading ...

  • 0 views

Admin 3 02 Jul, 2013


-
Source: http://www.mosleminfo.com/index.php/berita/lagi-petinggi-ikwanul-muslimin-kritik-pedas-syaikh-al-azhar/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=lagi-petinggi-ikwanul-muslimin-kritik-pedas-syaikh-al-azhar
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar