Ritual tahunan itu dilakukan, sebagai rasa syukur sekaigus untuk menyambut datangnya Bulan suci Ramadhan.
Ketua Dewan saat memotong tumpeng Nyadran
Dalam kegiatan ini, ketua DPRD Sidoarjo H. Dawud Budi Sutrisno SH.MHum bersama Kapolsek Candi dan Camat Candi, hadir memenuhi undangan dari masyarakat Balongdowo Candi.
Menurut Kepala Desa Balongdowo Kecamatan Candi Suparlan, ritual Nyadran awalnya dilakukan masyarakat di kampung nelayan Desa Balongdowo yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan.
Ritual itu dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang melimpah berupa tangkapan ikan.
"Masyarakat nelayan harus bersyukur terhadap nikmat yang didapat dari Tuhan. Ya karena selama ini tangkapan ikan dari nelayan dapat menghidupi keluarga maupun perekonomian warga Balongdowo," ucapnya.Acara Nyadran tersebut dimulai sejak pukul 06.00. Ratusan warga tampak antusias menaiki puluhan perahu.
Perahu-perahu tersebut bergerak beriringan dari sungai di kawasan Candi menuju makam Dewi Sekardadu yang terletak di pantai Kepetingan, Sawohan, Buduran.
Peserta juga menabuh gamelan sambil melantunkan tembang-tembang Jawa dari atas perahu.
Dalam sambutannya, Ketua DPRD SIdoarjo H.Dawud Budi Sutrisno SH.MHum meminta agar masyarakat Balongdowo melestarikan ritual yang menjadi tradisi dan budaya masyarakat desa tersebut.
"Ritual Nyadran harus dilanjutkan dan jangan sampai berhenti karena ini sarat dengan budaya lokal. Kita wajib melestarikanya," ujar Dawud.
Dawud juga mengatakan, acara Nyadran bisa menarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara sehingga bisa mendatangkan pemasukan bagi warga lokal.
"Nyadran dapat dijadikan sebagai objek wisata untuk menarik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri," ujarnya. (Abidin)
kabarsidoarjo 23 Jun, 2013
-
Source: http://kabarsidoarjo.com/?p=22999
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar