Tempatnya Belajar dan Berbagi |
- Sudahkan Anda Bermurah Hati?
- Bayi Di Atas Atap
- Maaf Jika Nenek "Fuck You" Tersinggung
- Kepada Blogger Yang Terhormat Bolehkah Saya Pasang Gambar Ini?
- Singa Tanpa Buntut, Telinga dan Perut
Posted: 18 Nov 2013 08:38 PM PST Jika Anda lagi naik taksi dan ketika sampai di tujuan anda diminta untuk membayar 15 ribu sebagai ongkosnya. Anda sebagai penumpang hanya memiliki 15 ribu di dalam dompet, maka anda pasti akan beralasan bahwa pengemudi taksi menarik ongkos terlalu mahal. Bagaimanapun juga, anda tidak mungkin pengin uang yang ada di dalam dompet habis tak sersisa sedikitpun. Namun, jika di dalam dompet anda mempunyai uang 500 ribu, maka anda tentu tidak akan berdebat hanya untuk 15 ribu. Anda akan segera membayar ongkos yang diminta dan pergi begitu saja. Orang yang kaya tidak akan berdebat hanya demi barang yang sepele, sementara seseorang yang hidup dalam serba kesulitan akan selalu hati-hati dalam setiap rupiah yang ia keluarkan. ketika seseorang menemukan Tuhan, maka seorlah-olah ia tiba-tiba telah mewarisi kekayaan yang melimpah, dan menjadi murah hati bagi seluruh makhluk. Pada sisi yang lain, manusia yang tetap jauh dari Penciptanya tidak dapat mengetahui kekayaan spiritual ini dan karenanya tetap berjiwa kikir dalam pergaulannya dengan orang lain. Orang yang kaya secara spiritual mengembangkan kemampuan untuk bertahan dengan penderitaan-penderitaan yang tak terhitung banyaknya di dunia ini. Keluhuran budi menandai tingkah lakunya, sehingga seluruh pikiran picik sirna dari kepribadiannya. Ia merupakan orang yang berjiwa luhur dan bersifat mulia. |
Posted: 18 Nov 2013 08:38 PM PST Gambar diatas tidak ada hubungannya dengan apa yang saya tulis nanti. Saya cuma suka gambar ini. Dari kompas.com beberapa waktu yang lalu, saya membaca ada seorang bayi laki-laki yang ditemukan di atas atap rumah di daerah Jawa Timur. Saya jadi teringat akan sebuah cerita spiritual Rumi tentang bayi yang lagi nongkrong di atas atap. Begini ceritanya, pada suatu hari seorang ibu muda sedang sibuk bekerja di dapur saat bayi laki-lakinya, tanpa sepengetahuan merangkak ke luar kamar dan entah bagaimana bisa memanjat tangga yang mengarah ke atap rumah. Ketika sang ibu mengetahui bahwa putranya tidak ada, dia dengan panik berlari cepat ke arah tangga dan melihat anaknya sedang bermain di atas dan berada di tepinya. Tetapi, ketika sang ibu mendekatinya, si bayi mengira sang ibu mengajaknya bermain, sehingga merangkak cepat makin ke pinggir atap. Bila dia terjatuh, pastilah mati. Namun, ketika sang ibu berteriak pada anaknya, si bayi malah menangis dan menolak untuk mendekat. Situasinya sungguh mendebarkan. Karena mendengar kegaduhan, para tetangga berkumpul di rumah ibu tadi. Sebagian ada di atap bersama sang ibu yang kebingungan, sebagian lagi ada di bawah tepian atap itu, berharap mereka bisa menangkap si bayi bila dia terjatuh. Tanpa sadar akan bahaya yang mengintainya, si bayi terus bermain. Dalam keadaan penuh bahaya ini, datanglah Imam Ali, dan secara alamiah sang ibu dengan cemas bergegeas menemuinya. �Bayi lelakiku ada di atas atap, Pak� dia menjelaskan dengan kalut, �Jika aku mendekatinya dia pikir aku sedang bermain dan dia lari dariku. Dia pasti mati kalau terjatuh.� Imam Ali mendengarkan dengan seksama ucapan ibu yang putus asa itu. Namun, ketika beliau memberi tahu apa yang harus dilakukannya, wajah sang ibu menjadi pucat ketakutan. Ucapan sang imam pasti salah! �Aku yakin kau punya putra yang lain yang berumur setahun lebih tua. Apa yang harus kau lakukan adalah menaikkannya ke atas atap juga.� �Tapi dia juga bisa mati terjatuh!� protes sang ibu yang kalut itu. �Jangan buang-buang waktu,� jawab Imam Ali. �Bayimu akan mati karena terjatuh bila kau tak bertindak cepat. Kalau kau mau menyelematkan nyawanya, kau harus menaikkan putramu yang lain ke atas atap.� Apa yang bisa dilakukan perempuan malang itu? Kini dia bergegas masuk ke rumah, mengambil anaknya yang lain, dan memanjat tangga ke atap dimana dia dengan perlahan, dan dengan rada enggan menaruhnya disana. Sang Imam bukanlah orang yang ceroboh, reputasi kebijaksanaannya cukup masyhur. Tak lama kemudian, si bayi, yang masih asyik di pinggiran atap, melihat abangnya dan mengenalinya, lalu merangkak ke arahnya dan mengajaknya bermain secara lebih aman. Dari kisah ini dapat dijelaskan bahwa manusia, tanpa sadar akan keadaannya, dengan penuh resiko sedang bermain-main di tepi kutukan dan api neraka. karena cinta-Nya pada manusia, Tuhan mengirim seorang utusan bukan seorang malaikat, tapi seorang manusia, yang mudah diakui dan dikenali, yang hidupnya, penuh dengan kesempatan dan tantangan, akan menawarkan kepada kita segenap ketentraman. Seorang manusia yang bisa menuntun kita dari tepi ke tengah. |
Maaf Jika Nenek "Fuck You" Tersinggung Posted: 18 Nov 2013 08:38 PM PST Tulisan saya ini menanggapi kritikan dari sahabat saya di kompasioner, yang menyatakan keberatan jika gambar seorang nenek yang lugu ini dengan mengacungkan jari tengah yang orang Amerika sana biasa bilang (maaf) fuck you saya tampilkan sebagai gambar avatar di forum ini. Baik, saya akan jelaskan mulai dari awal. Hobi saya menulis, walaupun menurut saya sendiri sampai sekarang saya tetap aja nggak bisa membuat sebuah tulisan yang menarik seperti Mas Rizal atau Mas Kurniawan misalnya. Tapi yang namanya hobi, ya tetep aja aku nulis. Saya sering blogwalking ke berbagai situs yang menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat menulis pengunjungnya (yang jelas bukan saya), terus ketemu sama Kompasiana, forum ini memberi fasilitas kepada pengunjungnya untuk menulis artikel. Kemudian saya daftar di forum, mengisi semua formulir yang udah ditentukan. Nah, ini bagian yang paling penting yaitu menampilkan gambar identitas kita alias photo profile. Terus terang dengan rambut kriting dan hidung besar tampang saya nggak bisa dibilang rupawan. Yah bentuk visualisasi gambar saya seperti tokoh pak ogah dikasih rambut keriting. Dulu waktu kecilpun saya jarang mau untuk di photo karena takut kameranya rusak. Dan sampai sekarang pun saya jarang punya photo diri, kecuali photo yang masih menempel di Kartu Identitas Penduduk dan SIM. Nah dari situ setiap saya daftar APAPUN di internet mesti pakai photo orang lain, entah itu photo tokoh kartun atau karikatur lainnya biar lucu dan bisa membuat orang tertawa. Ketika saya dihadapkan pada pilihan gambar identitas apa yang sekiranya pas untuk forum ini, saya kemudian cari di internet, terus ketemu sama gambar nenek dibawah ini. Gambar ini saya dapat dari forum kaskus, saya pikir gambar ini adalah gambar yang unik dan akan membuat orang tertawa dengan tampilan seorang nenek yang mengacungkan jari tengah menunjuk ke atas yang biasa kita kenal dengan istilah fuck you itu. Pertimbangan lain nenek dengan pakaian adat jawa seperti itu kebanyakan berasal dari desa-desa di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Itu cocok dengan saya, karena saya juga berasal dari desa. Dengan sedikit modifikasi kemudian saya upload gambar itu sebagai gambar identitas saya di forum ini. Disini saya tidak bermaksud untuk menghina atau merendahkan martabat nenek yang bersangkutan, lewat artikel ini saya pribadi mohon ijin kepada nenek untuk memasang photonya pada forum kompasioner ini. Saya memang sudah nggak punya nenek, tapi jika gambar nenek saya yang lagi begitu dipasang mungkin saya juga agak senewen. Bukannya disini saya tidak menghormati dia sebagai orang yang lebih tua, saya sangat menghormati siapa saja nggak perduli dia lebih tua atau lebih muda dari saya. Untuk itu buat nenek yang bersangkutan, maaf jika nenek tersinggung dan jika nenek pengin gambar itu diganti saya siap mengganti. Bukannya nenek malah jadi tambah terkenal jika photomu dipasang dimana-mana. Tapi ngomong-ngomong kenapa sih nenek tangannya begitu? Itu nenek yang pengin begitu atau disuruh orang lain? |
Kepada Blogger Yang Terhormat Bolehkah Saya Pasang Gambar Ini? Posted: 18 Nov 2013 08:39 PM PST Saya kehabisan ide hari ini, penginnya nulis terus tapi banyak sekali sahabat kompasioner yang mengkritik tulisan saya. Kali ini saya hanya bisa menyajikan 2 gambar yang menurut saya menarik ini Anda bisa bayangkan siapa wanita yang muat dengan ukuran BH sebesar itu. Maaf jika anda pernah melihat gambar ini sebelumnya saya hanya ingin melucu. Dan untuk pihak blogger yang terhormat, jika memang gambar ini meresahkan dan dianggap porno saya tidak keberatan dihapus, tapi jangan akun saya yang dihapus karena saya masih pingin nulis lagi. |
Singa Tanpa Buntut, Telinga dan Perut Posted: 18 Nov 2013 08:39 PM PST Saya sarankan bagi anda yang akan membaca artikel ini jangan heran, saya tidak akan memberikan gambaran seekor singa yang seperti pada judul diatas, anda sendiri yang akan menggambarkannya. Saya nggak begitu ngerti politik, musik, ataupun berita selebritis disini saya hanya ingin membuat anda terhibur. Bagi anda yang belum pernah melihat binatang ini, anda harus membacanya sampai selesai. Nanti di akhir cerita anda pasti tahu, seperti apa sih singa tanpa buntut, telinga, dan perut itu, ikuti kisahnya berikut ini : Kisah ini melibatkan seekor singa dan seorang manusia, meskipun seperti yang akan kita lihat, kisahnya sangatlah berbeda. Merupakan suatu kebisaan bagi penduduk Qazwin (anda jangan tanya dimana, saya juga nggak tahu) untuk membuat tato di tubuh, tangan, dan bahu mereka, sebab mereka percaya hal itu bisa menjauhkan iblis dan kesialan dari mereka. Bukanlah suatu kebetulan kalau suatu hari ada seorang pria di kota itu pergi ke tukang cukur (karena pada jaman itu para tukang cukurlah yang menato orang-orang) dan memintanya untuk menato pundaknya. �Gambar apa yang kau inginkan untuk tatomu, wahai pelangganku yang pemberani?� tanya si tukang pangkas. �Gambarlah tato seekor singa yang galak dan garang. Semakin tampak galak dan garang semakin baik,� kata pria itu. Pria itu kemudian melanjutkan,�Asal kau tahu, aku dilahirkan di bawah rasi Leo, dan hanya seekor singa garang yang bisa memuaskan orang yang terlahir di bawah rasi ini.� Lantas si tukang pangkas meminta pria itu untuk duduk di atas sebuah kursi dan menanggalkan bajunya, sementara dia sibuk menyiapkan jarum untuk menggambar tato. Namun, tak lama kemudian, sesudah si tukang pangkas dengan lembut menusukkan jarum ke pundak pria itu untuk mengukur dengan tepat dimana harus memulai rancangan gambar itu, si pria menjerit-jerit kesakitan. �Hati-hati dong (saya lupa kalau jaman dulu nggak ada orang yang bilang �dong�), Kau menyakitiku! Aku tak kebal dari rasa sakit. Boleh kau tanya apa yang sedang aku gambar?� Tukang pangkas yang bingung itu menjawab, �Seekor singa seperti yang kau minta.� �Dan boleh aku tanya, bagian apa yang mau kau buat terlebih dahulu?� si pria itu kembali bertanya. �Ekornya, aku biasanya mulai dengan bagian ekornya,� jawab tukang pangkas itu. �Kalo begitu aku mohon padamu untuk menghilangkan ekornya. Seekor singa tak akan kalah garang jika ia tak punya ekor. Hapus ekornya karena tusukan jarum itu nyaris membuat jantungku copot.� Setelah itu, si tukang cukur mulai bekerja lagi, tapi sekali lagi, tak lama setelah menusukkan jarum, pria itu menjerit keras-keras. �Bagian tubuh apa yang sedang kau gambar kini?� teriaknya. �Ini telinganya,� ujar si tukang pangkas. �Kalau begitu biarkan tanpa telinga! Seekor singa tak butuh mendengar untuk membunuh mangsanya, aku mohon tolong hilangkan telinganya!� kembali si pria itu memohon. Kemudian si tukang pangkas mulai bekerja kembali dan sekali lagi pria itu berteriak-teriak kesakitan. �Bagian apa lagi kini, wahai tukang pangkas?� �Ini perut si singa��� sambil agak jengkel dia menjawab. �Biarkan ia tak punya perut kalau begitu. Gambar ini sudah cukup, mengapa membutuhkan sebuah perut?� kembali si pria itu memaksa. Kini sang tukang pangkas pun membanting jarumnya dengan penuh kemarahan. �Siapakah orang yang pernah melihat seekor singa tanpa sebuah buntut, telinga dan perut? Tuan yang baik, kau datang padaku dan meminta ditato dengan gambar seekor singa yang galak yang paling garang di daerah sini, kau tekankan ini padaku. Tapi segera setelah aku tusukkan ujung jarum di atas bahumu kau menjerit-jerit kesakitan. Pertama tak usah ada ekor, lalu tak usah ada telinga, dan sekarang tak perlu ada perut! Kau minta singa yang galak dan garang tapi takut untuk menahan rasa sakit yang bisa mengesankan rasa galak dan garang itu pada dirimu. Kecuali kau bisa menahan rasa sakit dengan sabar, bagaimana kau bisa berharap mencapai sesuatu?� Nah, itu tadi ceritanya, maaf bagi para pembaca jika artikel ini tidak sesuai dengan judulnya, nggak ada gambar singa tanpa buntut, telinga dan perut. Saya sendiri juga tidak bisa membayangkan apa ada binatang yang seperti. Jika anda kecewa anda bisa lihat gambar ini, mungkin bisa membuat anda sedikit terhibur. Saya berharap anda dapat mememetik sebuah pelajaran dari ulasan diatas. Sumber : The Kingdom of Joy (Untaian Kisah Menawan dari Matsnawi Rumi) |
You are subscribed to email updates from Tempatnya Belajar dan Berbagi To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar